upaya meningkatkan hasil pembelajaran lari jarak pendek melalui permainan pada siswa kelas 5 sd negeri jatiluhur IV kota bekasi

Jaelana, Jaelana (2023) upaya meningkatkan hasil pembelajaran lari jarak pendek melalui permainan pada siswa kelas 5 sd negeri jatiluhur IV kota bekasi. Sarjana (S1) thesis, universitas islam 45 bekasi.

[img] Text
PENDAHULUAN.pdf

Download (554kB)
[img] Text
BAB I-Skripsi-Jaelana.pdf

Download (274kB)
[img] Text
BAB II-Skripsi-Jaelana.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (795kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III-Skripsi-Jaelana.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (904kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV-Skripsi-Jaelana.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (399kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V-Skripsi-Jaelana.pdf

Download (148kB)
[img] Text
Daftar pusta & Lampiran-Jaelana (1).pdf

Download (1MB)

Abstract

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN LARI JARAK PENDEK MELALUI PERMAINAN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI JATILUHUR IV KOTA BEKASI JAELANA1a Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam “45”Bekasi Korespondensi: : jaelana03@gmail.com, Miakusumawati25@gmail.com JAELANA1a , Mia Kusumawati S.Pd, M.Pd, AIFO2B Abstrak Jaelana, NPM: 41182191180080, “Upaya meningkatkan hasil pembelajaran lari jarak pendek melalui permainan pada siswa kelas 5 SD Negeri Jatiluhur IV Kota Bekasi” Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Islam “45” Bekasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran lari jarak pendek melalui pendekatan bermain pada siswa kelas 5 SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah, siswa kelas kelas V SD Negeri Jatiluhur IV, Kota Bekasi 29 orang. Hasil penelitian telihat peningkatan hasil belajar lari jarak pendek, obervasi awal menunjukkan hanya 13 orang (45%) siswa yang mencapai nilai KKM. Pada siklus 1 terdapat peningkatan yang cukup signifikan hasil menunjukkan 20 orang siswa (69%) siswa yang mencapai nilai KKM. Sedangkan pada siklus 2 didapat hasil 24 orang siswa (83%) siswa yang mencapai nilai KKM Pada siklus 2 hasil yang dicapai telah sesuai dengan apa yang di targetnya yaitu 75% siswa telah mencapai nilai KKM, dalam hal ini 83% siswa telah mencapai nilai KKM, sehingga tidak dilanjutkan pada siklus III. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan proses pembelajaran mulai dari membuka sampai menutup pembelajaran lari jarak pendek dengan pendekatan bermain. Terbukti dengan peningkatan proses pembelajaran guru yang signifikan selama adanya perlakuan dalam kegiatan proses pembelajaran dalam dua siklus. Terlihat guru mampu memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran lari jarak pendek. Guru mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat terkontrol dan guru mampu menciptakan suasana kegiatan pembelajaran bagi siswa yang menyenangkan, sehingga siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kata Kunci: Hasil Belajar, lari jarak pendek, Pendekatan Bermain dan Siswa Kelas V SD EFFORTS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES OF DISTANCE RUNNING SHORT THROUGH GAMES IN CLASS 5 ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS STATE OF JATILUHUR IV CITY OF BEKASI ABSTRACT Jaelana, NPM: 41182191180080, "Efforts to improve the learning outcomes of short distance running through games in grade 5 SD Negeri Jatiluhur IV Bekasi City" Thesis. Faculty of Teacher Training and Education. Islamic University "45" Bekasi. The purpose of this study was to determine the increase in learning outcomes of short distance running through a playing approach in grade 5 SD Jatiluhur IV Bekasi City. The method used in this study was class action research (classroom action research), while the subjects in this study were 29 students of class V SD Jatiluhur IV, Bekasi City. The results of the study showed an increase in breaststroke swimming learning outcomes. Initial observations showed that only 13 students (45%) achieved KKM scores. In cycle 1 there was a significant increase, the results showed 20 students (69%) students who achieved the KKM score. Whereas in cycle 2 the results obtained were 24 students (83%) students who achieved the KKM score. In cycle 2 the results achieved were in accordance with what was targeted, namely 75% of students had achieved the KKM score, in this case 83% of students had achieved the KKM score , so it is not continued in cycle III. The conclusions of this study indicate that there is an increase in the learning process starting from opening to closing learning to run short distances with a play approach. Evidenced by a significant increase in the teacher's learning process as long as there is treatment in the learning process activities in two cycles. It can be seen that the teacher is able to motivate students in participating in short distance running learning activities. The teacher is able to manage the class well, so that learning activities can be controlled and the teacher is able to create a fun atmosphere for learning activities for students, so that students are enthusiastic in participating in the learning process. Keywords: Learning Outcomes, short distance running, Play Approach and Fifth Grade Elementary Students 1. PENDAHULUAN Di era yang semakin maju saat ini, dengan di dukung Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berkembang pesat, pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk di terapkan di masyarakat. Pendidikan memiliki peran dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan akan mampu mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai calon sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan bisa diandalkan untuk masa yang akan datang yang harus bersikap kritis, logis, dan inovatif dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 31 menyebutkan bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Adapun contoh dari pendidikan nonformal adalah lembaga kursus, kelompok belajar, kelompok bermain, organisasi pemuda, dan lain-lain. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa, pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah adalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) merupakan suatu proses pembelajaran 2 melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. PJOK merupakan bagian integral dari pedidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, ketermpilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olaahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mecapai tujuan pendidikan nasional (Depdiknas, 2018) Penelitian ini akan menggali dan meneliti tentang pembelajaran pada nomor lari, khususnya lari jarak pendek. Pembelajaran jarak pendek pada siswa Sekolah Dasar perlu diterapkan cara mengajar atau metode mengajar yang baik dan tepat. Metode mengajar atau gaya 3 mengajar menjadi salah satu faktor keberhasilan guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Seorang guru harus mampu memilih metode mengajar yang tepat untuk berinteraksi dengan peserta didik agar materi yang di sampaikan bisa diterima dengan baik. Pemilihan metode mengajar yang tepat akan membantu peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun dalam kenyataan di lapangan, hasil pembelajaran jasmani di SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi khususnya nomor lari jarak pendek (sprint) masih dibawah harapan guru yaitu siswa dapat mengetahui, mempraktikkan teknik lari sprint dan mendaptkan nilai di atas KKM yang ditentukan yaitu 75. Dari 29 siswa kelas V di SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi, ada 11 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75, 9 siswa memperoleh nilai 75, dan 9 siswa nilai lebih dari 75, data ini didapat berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya. Penulis mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh Guru pendidikan jasmani khususnya ketika materi lari sprint masih memiliki beberapa kelemahan, seperti tidak adanya kisi-kisi unjuk kerja peserta didik untuk lari sprint, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang belum benar, dan metode mengajar yang masih monoton, sehingga hasil yang didapat juga kurang maksimal. Maka dari itu saya sebagai peneliti sekaligus guru di SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi mencoba untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar lari sprint melalui pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi. Pada penelitian ini saya membuat kisi-kisi unjuk kerja peserta didik yang di dalamnya terdapat beberapa indikator yang nantinya akan menetukan nilai siswa. Nilai KKM pembelajaran vlari jarak sprint didapat dengan beberapa kriteria penilaian yaitu penguasaan teknik 4 gerakan, semangat dan keserasian dalam mempraktikkan lari sprint, sedangkan untuk aspek yang dinilai yaitu sikap awalan (start), sikap badan saat berlari, ayunan lengan, sikap badan saat finish dan nilai prestasi (waktu). Untuk mendapatkan nilai di atas KKM, maka dalam proses pembelajaran guru harus bisa memaksimalkan faktor-faktor yang mendukung tercapainya pembelajaran tersebut. Langkah berikutnya penulis membuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lari sprint untuk kelas V, setelah itu kisi-kisi unjuk kerja peserta didik dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah buat dikonsultasikan dengan Guru Pendidikan Jasmani, selaku teman sejawat dan kolaborator dalam penelitian ini, serta memberi sedikit refrensi tentang metode mengajar yang pernah didapatnoleh penulis ketika kuliah. Sehingga, harapannya akan membantu proses dan hasil pembelajaran lari sprint. Berdasarkan uraian diatas, maka untuk meningkatkan hasil pembelajaran lari sprint, guru harus berinovasi dan mencari suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan jasmani, yaitu dengan pendekatan bermaian 6 dan juga memanfaatkan saran prasarana sebagai penunjang pembelajaran lari sprint, sehingga nilai yang akan didapatkan oleh siswa bisa maksimal. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian pada siswa SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi, dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lari Jarak Pendek Melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas V SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi”. Diharapkan dengan memberikan inovasi pendekatan pengajara tersebut dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil dari observasi yang telah dilakukan peneliti melihat banyak atlet pemula saat banyaknya kesempatan mencetak gol yang terbuang sia-sia saat diadakan friendly match maupun saat berlatih shooting. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya tendangan yang tidak tepat pada gawang. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan pelatih Irepon FC rendahnya tingkat akurasi shooting disebabkan karena kurangnya konsentrasi anak saat melakukan shooting, anak terlalu tergesa-gesa dalam melakukan tendangan. Hasil observasi tersebut menunjukan perlunya latihan akurasi shooting pemain agar kesempatan mencetak gol menjadi lebih besar. Salah satu metode yang dapat meningkatkan akurasi shooting dalam permainan sepakbola adalah latihan dengan menggunakan metode drill. Metode drill dapat digunakan untuk membantu pemain berlatih konsentrasi dan ketepatan target sehingga pemain dapat berlatih untuk melakukan shooting ke arah sasaran secara tepat. 2. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut Arikunto, Arikunto (2018: 58) menjelaskan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.” Selanjutnya Arikunto, Arikunto (2018: 105) menyatakan bahwa “PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk mengkaji praktik pembelajaran dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan.” PTK bukan ditujukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukannya tapi tujuan utama PTK adalah pengembangan keterampilan proses pembelajaran, bukan untuk mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Melalui PTK, guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran secara efektif. PTK juga dapat memberikan manfaat yaitu sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik. Dalam praktiknya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, memecahkan dan memperbaiki berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualiatas pembelajaran dan kualitas pendidikan umumnya. Adapun dalam Penelitian ini dilakukan di SDN Jatiluhur IV, Kota Bekasi. subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 1 kelas diperkirakakan jumlahnya 29 orang. penelitian ini akan dilaksanakan pada semester Genap tahun pelajaran 2021-2022. di lapangan SDN Jatiluhur IV, Kota Bekasi, yang sehari-harinya lapangan ini digunakan untuk proses belajar mengajar. Desain Penelitian Sebagai permulaan dari suatu tindakan maka adanya perencanaan. Dalam hal ini penulis merencanakan mengenai hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Perencanaan ini sangat penting sebab proses penelitian ditentukan oleh unsur-unsur yang ada dalam perencanaan yang kemudian berdampak pada tujuan dari hasil penelitian. Perencanaan memberikan arahan kepada pelaku tindakan penelitian agar dalam melaksanakan tidak terjadi kebingungan mengenai hal yang harus dilakukan. Hasil dari tindakan dan observasi kemudian direfleksi untuk memperoleh masukan dan informasi. Jika terdapat kekurangan atau ketidak puasan dari hasil tindakan sebelumnya maka menjadi masukan untuk perencanaan dalam siklus berikutnya. Sebagaimana dijelaskan pada langkah-langkah kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebelumnya maka penulis mengajukan gambaran kegiatan yang ingin dilakukan untuk penelitian ini yaitu: a. Perencanaan (Planing) 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi ajar yang sesuai Standar Kompetensi dan Kompetesi Dasar (SKKD) dalam kurikulum yang berhubungan dengan lari jarak pendek. 2. Mempersiapkan alat yang dipergunakan dalam pembelajaran yang telah direncanakan. 3. Menyusun dan mengembangkan alat observasi untuk pelaksanaan pengamatan pada proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4. Mempersiapkan alat untuk merekam data jika dianggap diperlukan. 5. Menentukan waktu pelaksanaan. 6. Melakukan observasi awal sesuai dengan yang direncanakan dan dilakukan oleh teman sejawat/guru lain. 7. Menganalisa hasil pengamatan yang telah dilakukan yang merupakan refleksi dari hasil observasi dan sekaligus membuat perincian- perincian permasalahan yang timbul pada observasi awal. 8. Membuat satu kesimpulan dari kegiatan yang dilakuakan pada tindakan awal, sekaligus merencanakan tindakan lanjutan. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) observer mengamati dan mendokumentasikan data yang diperoleh dari tindakan awal. Perihal proses pengamatan dilakukan oleh observer sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dalam lembar observasi yang udah dibuat oleh penulis. c. Observasi (Observing) Kegiatan observasi dilakukan pada waktu bersamaan dilaksanakannya proses belajar mengajar. Pada kegiatan tersebut peneliti dan observer mengamati dan memahami apa yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi (reflecting) Data yang diperoleh dari hasil observasi, selanjutnya dianalisis secara bersama-sama kemudian direfleksikan dan diinterprestasikan diberi makna. Pemaknaan data ini disesuaikan dengan hasil pelaksanaan tindakan sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Jika sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan artinya tinggal menarik kesimpulan tetapi jika belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan dapat digunakan untuk menyusun langkah-langkah tindakan selanjutnya. Secara ringkas desain penelitian dimaksud dapat dilihat pada gambar di bawah ini, e. Pelaksanaan Siklus 1. Siklus I a. Rencana b. Tindakan c. observasi d. refleksi 2. Siklus II a. Rencana b. Tindakan c. observasi d. refleksi Instrument Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrument yang digunakan ialah blanko unjuk kerja siswa yang di dalamnya berisikan indikator-indikator unjuk kerja siswa ketika pembelajaran lari sprint, seperti tabel di bawah ini. a. Pengamatan sikap (afeksi). Laksanakan pembelajaran renang gaya dada dengan peraturan yang telah ditentukan. Taati aturan pembelajaran, kerjasama dengan teman dan tunjukkan perilaku sportif, keberanian, percaya diri dan menghargai teman. Seperti tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Rubrik penilaian Perilaku Perilaku yang diharapkan Ceklis (√) 1. Melakukan kerjasama dengan teman dalam kelompok 2. Sikap sportif dalam proses pembelajaran 3. Disiplin selama proses pembelajaran 4. Responding dalam hal ini menghormati peraturan dan ketentuan 5. Jujur bertindak dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran JUMLAH Jumlah skor maksimal 5 Keterangan: Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) memdapat nilai 1 b. Pengamatan Kognitif Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak renang gaya dada, sebagai tabel di bawah ini, Tabel 3.2 Rubrik penilaian Kognisi Pertanyaan yang diajukan Kuliatas Jawaban 1 2 3 4 1. Jelaskan bagaimana posisi tubuh saat melakukan lari cepat? Indikator: • Badan tetap tegap dan gagah • Badan agak condong kedepan • Leher, dagu dan tatap rilek • Sikap kepala tetap wajar 2. Bagaimana posisi kaki melakukan lari cepat? Indikator: • Paha di angkat ke depan dengan ketiggian optimal • Lemparkan kaki ke depan sejauh mungkin • Saat mendarat menggunakan ujung telapak • Posisi lutut sedikit ditekuk 3. Jelaskan posisi lenngan saat melakukan lari cepat? Indiktor: • Gerakan lengan bersumber pada persendian bahu • Ayunan lengan disesuaikan dengan gerakan kaki • Ayunan lengan kedepan agak serong masuk kedalam • Jari-jari tangan setengah mengepal dan rilek 4. Jelaskan posisi tubuh saat finis? Indikator: • Kecepat lari haus ditambah • Miring salah satu bahu atau kepala untuk lebih cepat mencapai garis finish • Terus berlari dan berhenti secra pelan-pelan • Pandangan mata tetap ke depan JUMLAH Jumlah skor maksimal: 16 Keterangan: Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4 Nilai 1, jika siswa hanya menjawab 1 komponen Nilai 2, jika siswa hanya menjawab 2 komponen Nilai 3, jika siswa hanya menjawab 3 komponen Nilai 4, jika siswa hanya menjawab 4 komponen c. Tes unjuk kerja (psikomotor) Lakukan renang gaya dada dengan baik, siswa melakukan gerakan, sementara guru mengamati gerakan yang dilakukan siswa, dengan penilaian sebagai berikut Tabel 3.3 Rubrik penilaian Psikomotor No Faktor Indikator Kualiatas Motorik 1 2 3 4 1 Posisi tubuh, leher dan kepala saat Lari 1. Badan tetap tegap dan gagah 2. Badan agak condong kedepan 3. Leher, dagu dan tatap rilek 4. Sikap kepala tetap wajar 2 Gerakan Tungkai 1. Paha di angkat ke depan dengan ketiggian optimal 2. Lemparkan kaki ke depan sejauh mungkin 3. Saat mendarat menggunakan ujung telapak 4. Posisi lutut sedikit ditekuk 3 Gerakan Lengan 1. Gerakan lengan bersumber pada persendian bahu 2. Ayunan lengan disesuaikan dengan gerakan kaki 3. Ayunan lengan kedepan agak serong masuk kedalam 4. Jari-jari tangan setengah mengepal dan rilek Posisi tubuh saat Finish 1. Kecepat lari haus ditambah 2. Miring salah satu bahu atau kepala untuk lebih cepat mencapai garis finish 3. Terus berlari dan berhenti secra pelan-pelan 4. Pandangan mata tetap ke depan JUMLAH Jumlah skor maksimal: 16 Keterangan: Penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4 Nilai 1, jika siswa melakukan 1 komponen gerak benar Nilai 2, jika siswa melakukan 2 komponen gerak benar Nilai 3, jika siswa melakukan 3 komponen gerak benar Nilai 4, jika siswa melakukan 4 komponen gerak benar Nilai akhir yang diperoleh siswa: Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil pembelajaran lari sprint melalui pendekatan bermain untuk siswa kelas V SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi. Suatu tindakan dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria yang telah ditentukan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adannya peningkatan hasil belajar dari setiap siklus selama kegiatan tindakan diberikan, dikatakan meningkat apabila sekurangkurangnya 80% dari jumlah siswa memenuhi KKM. KKM ditentukan pada mata pelajaran Pendidikan jasmani di V SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi adalah 75. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam anlisis data pra siklus di dapat data hasil ulangan yang dilakukan pada akhir pembelajaran mata pelajaran lari jarak pendek pra siklus terdapat siswa yang tidak tuntas dalam belajar dan belum mencapai criteria ketuntasan minimum (KKM) 75 yang telah ditetapkan. Dari 29 siswa yang tidak tuntas sebanyak 55% atau 16 siswa, dan siswa yang tuntas sebanyak 45% atau 13 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 87.06 dan nilai yang terendah adalah 59.25. Nilai rata-rata kelas yaitu 74.25. Distribusi frekuensi hasil belajar pra siklus adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Tingkat Ketuntasan Belajar Pra Siklus Rentang Nilai Kategori Kriteria Frekuensi Prosentase > 85 Baik Sekali Tuntas 1 3.45% 75 – 84 Baik Tuntas 12 41.38% 65 – 74 Cukup BelumTuntas 14 48.28% 55 – 64 Kurang BelumTuntas 1 3.45% < 55 Sangat Kurang Belum Tuntas 1 3.45% TOTAL 29 100% Nilai Maksimal 87.08 Nilai Minimal 59.25 Rata-rata 74.25 KKM 75 Tingkat Ketuntasan 45% Dari tabel 4.1 dapat ditemukan siswa yang mencapai ketuntasan belajar KKM 75 sebanyak 13 siswa (45%), dan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari KKM 75 sebanyak 16 siswa (55%). Rendahnya skor rata-rata kelas yang hanya mencapai 74.25 (dibawah nilai KKM). Melihat tingkat ketidak ketuntasan belajar yang mencapai 55% tersebut, maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan peneitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dari tabel di atas dapat diperlihatkan dalam diagram batang persentase tingkat ketuntasan belajar siswa pra siklus: Gambar 4.1 Grafik Tingkat Ketuntasan Belajar Lari Jarak Pendek Pra Siklus Siswa Kelas V SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi Hasil penlitian Dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran pendekatan bermain yang akan diterapkan melalui dua siklus untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran lari jarak pendek semester I. di SD Jatiluhur IV, Kota Bekasi a. siklus I Tabel 4.2 Tingkat Ketuntasan Belajar Siklus I Rentang Nilai Kategori Kriteria Frekuensi Prosentase > 85 Baik Sekali Tuntas 3 10.34% 75 – 84 Baik Tuntas 17 58.62% 65 – 74 Cukup BelumTuntas 8 27.59% 55 – 64 Kurang BelumTuntas 1 3.45% < 55 Sangat Kurang Belum Tuntas 0 0.00% TOTAL 29 100% Nilai Maksimal 80.50 Nilai Minimal 64.08 Rata-rata 76.86 KKM 75 Tingkat Ketuntasan 69% Dari tabel 4.2 dapat dilihat hasil akhir pembelajaran lari jarak pendek pada siklus I terdapat siswa yang tidak tuntas dalam belajar dan belum mencapai criteria ketuntasan minimum (KKM) 75 yang telah ditetapkan. Dari 29 siswa yang tidak tuntas sebanyak 31% atau 9 siswa, dan siswa yang tuntas sebanyak 69% atau 20 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 80.50 dan nilai yang terendah adalah 64.08. Nilai rata-rata kelas yaitu 76.86. Dari tabel 4.2 di atas dapat diperlihatkan pada garafik dibawah ini persentase tingkat ketuntasan belajar siswa siklus I Gambar 4.2 Grafik Tingkat Ketuntasan Belajar Lari Jarak Pendek Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Jatiluhur IV, Kota Bekasi b. Siklus II Tabel 4.3 Tingkat Ketuntasan Belajar Siklus II Rentang Nilai Kategori Kriteria Frekuensi Prosentase > 85 Baik Sekali Tuntas 12 41.4% 75 – 84 Baik Tuntas 12 41.4% 65 – 74 Cukup BelumTuntas 5 17.2% 55 – 64 Kurang BelumTuntas 0 0.0% < 55 Sangat Kurang Belum Tuntas 0 0.0% TOTAL 29 100% Nilai Maksimal 91.35 Nilai Minimal 70.92 Rata-rata 83.35 KKM 75 Tingkat Ketuntasan 83% Dari tabel 4.3 dapat dilihat hasil akhir pembelajaran lari jarak pendek pada siklus II terdapat siswa yang tidak tuntas dalam belajar dan belum mencapai criteria ketuntasan minimum (KKM) 75 yang telah ditetapkan. Dari 29 siswa yang tidak tuntas sebanyak 17% atau 5 siswa, dan siswa yang tuntas sebanyak 83% atau 24 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 91,35 dan nilai yang terendah adalah 70.92. Nilai rata-rata kelas yaitu 83.35. Dari tabel 4.3 di atas dapat diperlihatkan pada garafik dibawah ini persentase tingkat ketuntasan belajar siswa siklus II Gambar 4.3 Grafik Tingkat Ketuntasan Belajar Lari Jarak Pendek Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Jatiluhur IV, Kota Bekasi Dari penelitian yang peneliti lakukan dengan menggunakan pendekatan bermain, hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Jatiluhur IV, Kota Bekasi menunjukkan perbedaan yang signifikan pada siklus II. Peneliti dalam penelitiannya berhasil meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek. Hal ini dapat dilihat dari indikator hasil pengamatan selama siklus II yang dilakukan dalam dua kali pertemuan. Sehubungan dengan ketuntasan siswa mencapai 83% artinya telah melebih dari 80% ketuntasan yang telah didetapkan lembaga tmaka peneliti tidak dilanjutkan pada siklus III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan proses pembelajaran dari hasil pengamatan kolaborator, mulai dari membuka sampai menutup pembelajaran renang gaya dada dengan pendekatan bermain. Terbukti dengan peningkatan proses pembelajaran guru yang signifikan selama adanya perlakuan dalam kegiatan proses pembelajaran dalam dua siklus. Terlihat guru mampu memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran lari jarak pendek. Guru mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat terkontrol dan guru mampu menciptakan suasana kegiatan pembelajaran bagi siswa yang menyenangkan, sehingga siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran lari jarak pendek. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus sampai siklus II yaitu, siklus pra siklus (45%), siklus I (69%), siklus II (83%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan bermain dapat berpengaruh positif terhadap kemampuan lari jarak pendek siswa kelas V SD Negeri Jatiluhur IV, Kota Bekasi, metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran Olahraga. Adapun hasil secara ringkas dapat dilihat pada grafik di bawah ini Gambar 4.4 Peningkatan Keterampilan Lari Jarak Pendek Siswa Berdasarkan uraian di atas bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran bermain dalam pembelajaran penjaskes di sekolah dasar dapat merangsang siswa untuk memahami dan menemukan pemecahan masalah yang ditemuinya selama proses pembelajaran, menumbuhkan sifat kritis yang dinyatakan dalam wujud kemauan bertanya dan mengemukakan pendapat serta melatih keterampilan siswa dalam mengkomunkasikan hasil suatu kegiatan baik secara lisan, tertulis maupun praktek. F. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi pada setiap siklus yang sudah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Pembelajaran lari jarak pendek dengan pendekatan permainan dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek pada siswa kelas V SD Negeri Jatiluhur IV, Kota Bekasi. Dari hasil data yang diperoleh hasil belajar lari jarak pendek pada siklus I ketuntasan klasikal sebanyak 20 siswa atau 69%. Jika dilihat peningkatan dari pra siklus, ketuntasan pada pra siklus 13 siswa (45%), artinya pada siklus terdapat peningkatan dari prasiklus sebesar 24%. 2. Pada siklus II ketuntasan klasikal sebanyak 24 siswa atau 83%. Ini berarti ada kenaikan ketuntasan yaitu 4 siswa (14%) dari siklus I ke siklus II. Mengacu pada indikator ketercapaian aktivitas siswa sebesar 83%, maka hasil belajar lari jarak pendek dengan menggunakan permainan pada siklus II dikatakan berhasil, karena hasil yang diperoleh sudah melampaui indikator ketuntasan belajar siswa. 3. Dari kedua siklus yang telah dilakukan, ternyata penerapan pendekatan permainan dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek pada siswa. Hal ini Sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang mana tujuan yang akan dicapai mencakup pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam “45” Bekasi. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun jurnal ini hingga selesai, dengan harapan penuh kepada sang pencipta semoga jurnal ini dapat bermanfaat untuk perkembangan pendidikan di indonesia . DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Y. (2012). Atletik sejarah teknik dan metodik. Jakarta: Koni Pusat. Arikunto, Suharsimi. (2018). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Aunurrahman. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Azhar Arsyad.(2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Depdikbud. (2018). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fadlillah, M. (2017). Buku Ajar Bermain & Permainan. Jakarta: Kencana. Hamalik Oemar, (2015). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Hanafiah. Nananh (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Harsono. (2015). Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta: PT. Dirjen Dikti P2LPT. IAAF. (2015). International Association of Athletics Federations Competition Rules Jakarta: PB. PASI Iskandar, (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada. Jarver, Jess. (2017). Buku Belajar dan Berlatih Atletik. Jakarta: Pioner Jaya Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstul: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Adiatama Mufarokah, Anissatul (2014). Strategi dan Model-model Pembelajaran. Tulung Agung: Stain Tulung Agung Prerss Rosdiani, Dini. (2013). Perencanaan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta Sardiman A,M, (2017). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta Sukendro dan Yuliawan, Elly. (2019) Dasar-Dasar Atletik. Jakarta: Salim Media Indonesia Suratmin. (2019). Kepelatihan Atletik Jalan dan Lari. Jakarta: RajaGrafindo Persada Wiarto, Giri. (2016). Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: Laksitas. Zikrurrahmat. (2015). Atletik Dasar dan Lanjutan. Banda Aceh: LPPM STKIP BBG

Item Type: Thesis (TA, Skripsi, Tesis, Disertasi) (Sarjana (S1))
Contributors/Dosen Pembimbing,NIDN Dosen bisa diakses di LINK https://bit.ly/NIDNdosenunismabekasi:
ContributionContributors / Dosen PembimbingNIDN
UNSPECIFIEDbujang, bujang0406036101
Keywords / Kata Kunci: Kata Kunci: Hasil Belajar, lari jarak pendek, Pendekatan Bermain dan Siswa Kelas V SD
Subjects: Penelitian Tindakan Kelas
Pendidikan Olahraga
Faculty: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi S1
Depositing User: Mr. Jaelana
Date Deposited: 23 Feb 2023 08:15
Last Modified: 27 Feb 2023 08:19
URI: http://repository.unismabekasi.ac.id/id/eprint/2422

Actions (login required)

View Item View Item